Sunday, December 8, 2013

Profesi Baru Ini Bernama Agen Misi Kebudayaan



Menjadi bagian dari kelompok Paduan Suara Mahasiswa (PSM) adalah berkah sekaligus sentilan emas yang pernah saya dapatkan. Berkah, karena saya dapat menyalurkan hobi menyanyi, dan ‘sentilan’ karena begitu banyak kebudayaan Indonesia yang baru saya kenali setelah menjejaki kegiatan PSM baik Nasional maupun Internasional. Hampir empat tahun meniti “profesi” sebagai penyanyi paduan suara telah menempatkan saya menjadi seorang yang tidak lagi apatis, tidak lagi kecewa, tidak lagi diam terhadap negeri ini.
Tak dapat dipungkiri, dunia paduan suara Indonesia mendapatkan posisi tinggi pada setiap kompetisi internasional, namun seringkali mereka sulit mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar seperti orang tua, dosen, teman-teman, bahkan pemerintah. Bangsa-bangsa di luar sana saja mengagumi ke-elok-an kebudayaan kita, mengapa kita tidak ? Perlu adanya kesadaran holistik dalam mendukung paduan suara kita, khususnya dalam membawakan lagu-lagu folklore, setiap kalangan harus bersatu padu menyukseskan setiap pertunjukan seni dan kebudayan, baik sebagai pelaku, penyelenggara, pemberi donatur, ataupun penonton demi identitas bangsa kita.

Tak Melulu “Kaku”
Jika semasa Sekolah Dasar kelompok aubade diwajibkan melipat jemari kedua tangan dengan jemari kiri berada di bawah dan diletakan di pinggang sebelah kanan, maka semasa kuliah akan sama sekali berbeda. Choirs are beyond my experience. Setelah saya melihat promosi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Mercu Buana saat masa Dunia Kampus dulu, saya terkejut dimana kelompok paduan suara tersebut menyanyikan lagu-lagu daerah dengan aransemen menarik dan tarian yang tak gampang. Sangat menarik sekaligus menyentil saya yang baru mengetahui kalau lagu yang mereka nyanyikan adalah lagu daerah setelah sang pemandu acara menyebutkannya. Ada Don Dap-Dape dari Bali, Luk-Luk Lumbu dari Banyuwangi, Marencong dari Bugis dan Tak Tong-Tong dari Minang. Penampilan mereka benar-benar di luar ekspektasi saya kala itu, hal itupun sontak menggugah sanubari saya untuk bisa menjadi bagian dari mereka dan turut serta melestarikan berbagai kebudayaan luhur yang menghiasi wajah pertiwi ini. Setelah serangkaian audisi dan resmi menjadi anggota paduan suara, pikiran saya terbuka bahwa ternyata masih banyak kalangan di Indonesia yang peduli akan peninggalan luhur, identitas bangsa, yang kita sebut kebudayaan. Pada setiap penampilan, kami diwajibkan menghapal lagu-lagu daerah dengan aransemen kontemporer dan gerakan-gerakan tari yang mendukung tiap syair di dalamnya. Sebuah pengalaman mengejutkan karena saya terbilang kaku dalam menari. Tapi tak pernah menyurutkan semangat saya untuk terus berlatih dan komitmen akan salah satu cara pelestarian budaya di tengah-tengah pemuda ini. Pernah suatu kali kami menampilkan lagu Tak Tong-Tong aransemen Ega O. Azarya dengan tarian yang mengharuskan kami menekuk lutut hingga hampir menyentuh lantai dengan tangan di atas kepala (seperti gerakan bela diri Minangkabau), kemudian diberikan sentuhan atraksi oleh koreografer yang juga mengharuskan salah seorang teman kami diangkat tinggi. Aransemen lagu yang menantang ditambah koreografi apik, membuat penonton tak segan berdiri dan memberikan tepuk tangan meriah terhadap kami. Apresiasi itulah yang membuat kami tak henti merekahkan senyuman hingga meneteskan air mata. Dan yang pasti, enggan menghentikan “profesi” ini, Agen Misi Kebudayaan.

Ternyata, Tak Melulu Mulus
“Seleksi alam” anggota seringkali terjadi pada sebuah organisasi atau kelompok. Tapi, siapa sangka jika seleksi alam yang terjadi di paduan suara kampus kami justru karena jenis kegiatan yang dilakukan setiap hari oleh orang di dalamnya, yakni menari dan menyanyi, yang berimplikasi pada timbulnya stigma negatif bahwa anak laki-laki paduan suara cenderung ke-wanita-wanita-an atau bahasa kasarnya “banci” atau lemah. Karena hal itulah, anggota paduan suara angkatan 2010 yang awalnya berjumlah 33 orang, berkurang menjadi 23 orang hanya dalam kurun waktu 3 bulan. Mereka tidak ingat dengan jenis kebudayaan apa yang di-klaim oleh negara Malaysia, sebagian besarnya adalah lagu-lagu daerah dan tari-tarian. Lagu rasa sayange, soleram, injit-injit semut, kakak tua, anak kambing saya, hingga jali jali, sedangkan tari-tarian seperti tari pendet, tari piring, hingga tor-tor [1]
Masalah lain juga ikut menggerogoti perjalanan kami, yakni kesenjangan antara waktu latihan dan ijin orangtua serta dosen. Tidak sedikit orang tua kami yang mengatakan “kamu mama kuliahin untuk belajar, bukan latihan paduan suara terus” yang berujung pada tidak diperbolehkannya anak-anak mereka untuk latihan. Tak ayal, dosen kamipun mengatakan hal senada ketika kami memberikan surat ijin untuk mengikuti kegiatan paduan suara, “kampus tempat kalian kuliah, bukan ber-paduan suara”. Bapak Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa kebudayaan berarti buah budi manusia, adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. Maka mereka (orangtua dan dosen) yang mengatakan demikian sama sekali tidak menghargai zaman dan alam, berarti tidak menghargai perjuangan manusia. Saya yang kala itu menjabat sebagai ketua hanya bisa memotivasi anggota untuk kembali menghayati apa yang selama ini kita lakukan dan untuk siapa pengorbanan ini kita persembahkan. Ya, Indonesia. Mungkin, masalah-masalah tersebut pula yang bersemayam di banyak kelompok paduan suara di dunia, maka itulah saya menulis esai ini.

Tak Melulu Kalah
Saya yakin, tahun 2011 lalu sebagian dari kita geram melihat kekalahan telak Tim Nasional U-19 ketika melawan Vietnam, yakni dengan skor 1-6, padahal Negara Vietnam merdeka jauh setelah Indonesia merdeka. Saya yakin pula, hampir semua masyarakat Indonesia teriris melihat kekalahan telak Timnas dalam menghadapi Club sepak bola dunia seperti Arsenal (7-0), Liverpool (2-0),dan Chelsea (8-1). Parahnya, pemuda-pemudi kita semakin geram ketika masyarakat Malaysia mengejek Indonesia dengan “sadis” di youtube dan blog, jelas karena Malaysia hanya kalah 1-2 dengan Arsenal. Saya tidak bermaksud membandingkan prestasi tersebut dengan prestasi paduan suara di Indonesia. Saya hanya memberikan gambaran bahwa ada sekelompok orang yang berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan sangat “menyengat” di ranah dunia dan ini wajib dibanggakan. Paduan suara Mercu Buana, Undip dan Unhas berhasil meraih Platinum untuk kategori Folklore pada Xinghai Prize International Choir Championship di Guangzhou - Cina, Paduan Suara Unpad dinobatkan sebagai juara Grand Prix pada 48th Montreux Choral Festival di Montreux – Swiss, Batavia Madrigal Singers yang menjadi pemenang pada International May Choir Competition Prof. Georgi Dimitrov di Varna – Bulgaria, yang merupakan bagian dari European Grand Prix (kompetisi paduan suara tersulit di dunia), prestasi yang saya sebutkan adalah di tahun 2012. Dan sejak dahulu, hampir tidak ada paduan suara Indonesia yang berkompetisi di luar negeri namun tidak menyumbangkan medali untuk Indonesia. Pakaian tradisional yang kami kenakan ketika berkompetisi Internasional pun menjadi incaran kamera para penonton. Pernah ketika saya bersama paduan suara Mercu Buana di Cina dengan mengenakan pakaian tradisional Bali, peserta dari negara lain memperhatikan kami dengan penasarannya dan pada akhirnya mengajak kami berfoto bersama. Mereka bilang “Your dress is beautiful and unique”, sontak perkataan mereka menghilangkan semua penat dan masalah yang pernah timbul di kala proses latihan kami. Tidak ada rasa malu ketika mengenakan pakaian tradisional di sana, yang ada hanya kebanggaan bahwa karya leluhur yang kami tampilkan di sana (luar negeri) membawa nama harum bangsa. Yang kami takutkan justru rasa malu yang timbul kala kebudayaan tersebut ditampilkan di negeri sendiri. Kenapa ? karena seringkali pertunjukan paduan suara di Indonesia mendapatkan apresiasi kerdil dari penontonnya, sudah jadi rahasia umum bahwa banyak warga kita, khususnya pemuda yang kurang mencintai seni dan kebudayaan Indonesia. Mereka lebih memilih menyaksikan konser Super Junior dengan tiket termurah Rp. 550.000 dibandingkan konser yang berisi lagu-lagu dan tarian daerah namun dengan tiket Rp. 50.000. Mungkin minimnya apresiasi tersebut karena sifat orang tua dan dosen-dosen kami yang memadang sebelah mata kegiatan seni dan kebudayaan ini.

Karena Profesi Kami, Agen Misi Kebudayaan
Jika melihat track record paduan suara di Indonesia, maka seyogyanya pemerintah memberikan perhatian penuh juga kepadanya, tidak melulu mengalokasikan dana besar untuk sepak bola nasional yang memungkinkan timbulnya benih korupsi. Karena selama ini saya merasakan bahwa pemerintah tidak sepenuh hati memberikan perhatian terhadap seni dan kebudayaan, mereka memberikan bantuan dana melalui Kemendikbud tidak hampir 50% dari total dana minimum kami selama di luar negeri, sisanya ? usaha sendiri. Selain itu, ketidakhadiran mereka dalam acara seni dan kebudayaan tersebut cukup melukai kami secara mental, seperti memberi sogokan beberapa rupiah pada anak kecil untuk mau ditinggal di rumah sendirian. Padahal dukungan itu harus diberikan secara komplit, tidak hanya materi tapi juga mental. Pemuda Indonesia jangan menganggap remeh mereka yang berlatih lagu dan tarian daerah, realitanya adalah mereka lebih berprestasi dibandingkan yang hanya kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Mahasiswa juga tidak hanya memiliki olah pikir dan olah raga saja, tetapi juga olah rasa yang bisa kita implementasikan kepada karya-karya leluhur. Pemuda wajib mencintai kebudayaan di saat yang tepat, yakni setiap hari, tidak hanya di saat kebudayaan kita diklaim oleh negara lain saja. Jika dalam lingkungan Universitas Mercu Buana saja yang berisi 18.695 mahasiswa aktif hanya 55 orang (jumlah anggota aktif paduan suaranya) yang percaya diri dan konsisten melestarikan kebudayaan Indonesia, maka bisa dibayangkan berapa mahasiswa yang berontak bahkan memaki Malaysia ketika pengklaiman terjadi. Jawabannya 18.640 mahasiswa. Mereka berontak karena sadar akan ketidakmampuan menjaga kebudayaan bangsanya, mereka malu dan melampiaskannya kepada pemerintah. Berikan keleluasaan berekspresi dan berprestasi bagi insan seni dan kebudayaan, perbanyak gedung-gedung pertunjukan agar tidak hanya Usmar Ismail, Gedung Kesenian Jakarta dan Teater Tanah Airku saja yang bagus, itupun biaya sewanya sangat mahal, wajibkan setiap instansi pendidikan untuk memiliki kelompok seni dan kebudayaan yang aktif dan jangan lagi pandang negatif, wajibkan pula seluruh pegawai dan petinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menghadiri setiap undangan sekolah atau mahasiswa. Rencanakan promosi terpadu untuk setiap kelompok seni yang akan tampil di dalam maupun di luar negeri, kemudian berikan apresiasi tinggi bagi kelompok seni yang mendapatkan prestasi di luar negeri, termasuk dana pendidikan bagi mahasiswa.
Perlu digarisbawahi, kami anggota paduan suara mahasiswa tetap bercita-cita sesuai dengan keinginan awal memasuki program studi di universitas, sebagai Hakim, Ahli Pajak, Reporter, Psikolog, Desainer, Dokter dan lain sebagainya. Namun, tidak kami sesali bahwa profesi kami menjadi ganda setelah menjajaki dunia berpaduan suara yang penuh dengan Tridaya (Cipta, Karya, dan Rasa) terhadap seni dan kebudayaan bangsa, karena profesi kami adalah Agen Misi Kebudayaan.



Daftar Pustaka

http://mercubuana.ac.id diakses pada 17-8-2013 pukul 16.00


Monday, November 11, 2013

BRAND NAME

Saya mau sedikit Narsis.
Narsis dalam menampilkan hasil olahan
Olahan simple dalam kata-kata
untuk sebuah Brand Name.

Deskripsi produknya seperti ini :

Jenis produk : Makanan
Kategori produk : Nugget-nugget'an dan Sosis.
Distribusi : Luar Negeri. Termasuk Amerika dan Eropa.
SES : A & B

Dari informasi singakt itu, saya buatlah nama brand seperti di bawah ini.
Mohon jangan fokus pada LOGO nya. Karena itu hanya PERCOBAAN. Dan
You know, never good in design. LOL

Oiya, tadinya mau saya upload ke Tumblr saya yang berisi Portofolio saya
--> http://thousandseven.tumblr.com/
Tapi, saya kurang puas sama hasil ini, akhirnya saya DELETE ari tumblr porto sya.
Check this out, dan kalo bisa comment ya, untuk pilih mana yang terbaik. Makasih :D







SIMPLE PLEASURE



Dari gambar di atas, saya mau mendeklarasikan bahwa Simple Pleasures are easily found

Hari ini adalah hari ke 2 di Minggu ke tiga saya bekerja di Ahensi Periklanan di bilangan Jakarta Barat. sejujurnya, ketika saya bangun pagi tadi, saya benar-benar lelah, tidak bersemangat, dan badan terasa pegal semua. Sedikit flashback, semalam saya baru pulang kantor jam 23.00, dan baru bisa tidur di kost'an pukul 24.00. Kemudian diperparah dengan adanya janji untuk bertemu dengan dosen jam 7 pagi di kampus. No wonder, saya harus bangun tidur jam 6.00.Akankah Anda merasakan hal yang sama seperti saya jika menjalani hari seperti ini ? Saya kita tidak semuanya bilang "IYA" , karena ada moment dimana kisah ini masih terlalu "CEMEN" untuk ukuran kerja di Ahensi.

Singkat cerita, saya tiba di kampus tepat jam 7, saya telpon dosen namun tidak diangkat. Tak berapa lama, sang dosen mengabari saya melalui BBM, bahwa beliau terjebak macet yang parah dan memungkinkan beliau tiba di kampus pukul 09.00, beliaupun meminta saya untuk berangkat saja ke kantor, dan mengganti hari pertemuan itu dengan hari lain. KESAL ? Jelasss... Tau gitu, mending saya bangun agak lama tadi.
Tetapi, dengan kecewa saya putuskan untuk makan nasi uduk di dekat kampus (FYI : Perjalanan kampus-kantor saya dapat ditempuh dalam waktu 15 menit. hehehe). Di warung nasi uduk inilah, kebahagiaan dalam menjalani hidup saya rasa mudah didapat.

Pertama.
Si penjual nasi uduk yang adalah Ibu Haji sangat ramah menyapa dan melayani saya. Kemudian saya duduk di sebelah ibu-ibu yang juga menyapa dan tersenyum kepada saya dengan ramahnya. Dia pun menawarkan es teh manis, akhirnya saya putuskan untuk juga memesan teh manis. Kala itu saya merasa seperti "smile is do, could heal your sorrow". selesai makan nasi uduk, saya ke Bank BNI untuk membuka rekening baru.

Kedua.
ketika saya masuk Bank BNI, seperti biasa saya disapa oleh security yang berdiri siaga di depan pintu dan menanyakan dengan ramah "Ada yang bisa dibantu ?". Saya ceritakan keluhan saya, dan si security meminta saya untuk menunggu karena Bank masih dalam "preparation" (Kala itu baru jam 08 kurang). Ketika itu, sang security menyapa saya seolah dia sudah kenal dengan saya, dan benar saja... Saya pun merasa sudah tidak asing dengan wajahnya, yang ternyata dia adalah manatan security kampus saya dan sering melihat saya pulang kampus larut malem karena ada latihan Paduan Suara, kami jadi berbincang-bincang banyak dengan suasana tidak membosankan. Si security menyadarkan saya bahwa "Membuat seseorang tertarik bercerita akan membawa kebahagiaan terhadap si pencerita"

Ketiga.
Ketika beranjak dari Bank BNI, saya menunggu angkutan umum di depan kampus. Dan, ada beberapa karyawan kampus yang cukup akrab dengan saya menyapa saya dengan ramah, kamipun bercerita, tentang pekerjaan saya dan kabar kami berdua. Selanjutnya, saya juga bertemu dengan supir bus kampus yang seringkali bekerja sama dengan saya ketika saya masih menjabat sebagai ketua Paduan Suara kampus. Percakapan singkat yang cukup menambah gairah saya dalam menjalani hari ini. Mereka berdua mengingatkan saya bahwa "memuji orang dengan jujur dan tulus dapat menambah gairah hidup seseorang"

Selesai saya mendapatkan angkutan umum, saya pun tiba di kantor pukul 08.55, dan saya masih menjadi pegawai pertama yang tiba di kantor. Ditambah dengan semangat menajalani hari yang lebih besar dari hari sebelumnya. Terimakasih buat dosen saya juga yang sekilas telah merugikan saya, but otherwise, cukup banyak hikmah di sana.


Have a good daya people :)

Monday, August 5, 2013

Renungan Bodoh Tentang IPK (Indeks Prestasi Komulatif)

Saya cuma ingin melampiaskan beberapa QUOTE atau gurindam kali ya, tentang IPK yang saya dapat ketika waktu tidur tidak sejalan dengan fungsinya (Intinya sih... iseng2 gak jelas. Tulisan di bawah ini menggambarkan pengalaman saya ketika melihat teman-teman saya yang stress to dead ketika Indeks Prestasi mereka menurun.



"Mengapa kau rela mengejar IPeKa, sedang Experience tak kau terka.."



"Kau Ngotot dapat IPeKa tinggi, tanpa PeKa pada the other Prestasi.."



"Ketika IPeKa terjun bebass, leher Dosenpun ditebass.."
(yang ini lebay :p)




"Ibarat pohon, IPeKa adalah daun yang nampak nyata, namun mudah berguguran, sedangkan pengalaman adalah akar yang kuat menopang dan mudah menumbuhkan pohonnya.."




IPeKa        : Siapa kamu ??!!!
Mahasiswa1   : Aku pemujamu.... *sujud*
IPeKa        : Siap melakukan apa saja demi Aku ??
Mahasiswa1   : PASTI !!
IPeKa        : Kalau begitu, turunkan IPK mu... 
Mahasiswa1   : *Nangis Kejer Banget*




Saya kira, kalimat-kalimat "aneh" di atas adalah ungkapan rasa iri saya pada teman-teman saya yang mendapatkan IPK tinggi, sedangkan saya tidak. At the beginning, saya sangaaatttt menyeesalll dan iriiiii sekaliii... eventually, saya tersadarkan, bahwa IPK bukan segala-galanya. Masih ada prestasi dan pengalaman yang jadi pertimbangan para interviewer kerja nanti.
Seperti kata BillyBoen "Kuliah bukan soal Ijazah, tapi pendewasaan pola pikir dan karakter.."
HALELUYA !!

Oiya, tak bisa dipungkiri juga kalo ungkapan ini dibuat hanya untuk menyenangkan hati saya yang sudah cukup kecewa sama menurunnya IPK saya. #HuffBanget


Sekian, dan terimakasih.

Tuesday, July 9, 2013

MAGANG DI JWT JAKARTA



Sebagai mahasiswa semester 8, saya terbilang telat dalam hal magang, karena teman-teman saya kebanyakan magang di semester 7, sehingga di semester 8, kegiatan mereka hanya tinggal ketemu dosen pembimbing dan revisi skripsi. Nah, dalam kondisi deg-deg’an seperti itu, beruntung sekali saya melihat twit @KampusUpdate yang me’RT twit salah satu Creative Group Head Agency Multinasional JWT Jakarta yg menyatakan kalo mereka membutuhkan mahasiswa intership untuk posisi Creative. Tanpa pikir panjang, saya langsung kirim CV dan semua portofolio saya untuk posisi tersebut. Nih, CV yang saya kirim untuk portofolio mungkin bisa dicek di sini (hehehe)

Curriculum Vitae

Back to the topic. Gak nyangka, 3 hari setelah itu saya dapat e-mail balasan yang mengatakan bahwa saya diterima magang di sana. Senangnya Ruuuaarrrbiasaaaa kala itu. Lalu, saya minta untuk posisi Copywriter dan memulai magang di tanggal 19 Februari. Dan ternyata mereka setujui. Masih ada 2 minggu sebelum hari pertama itu datang, saya coba persiapkan mental dan pengetahuan saya tentang IKLAN (Ini penting) dan tentunya alamat kantor sekaligus transportasi yang akan saya gunakan nantinya ke Jl. Proklamasi, Jakarta Pusat tersebut.

Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggupun tiba. Hari pertama yang mengharuskan saya hadir jam 9.30 itu sungguh membuat saya deg-degan. Ibarat menunggu hasil UN, kita mencoba menerka-nerka apa yang akan terjadi. Sayapun dibawa masuk ke ruangan Creative yang pastinya berbeda banget sama kantor “pada umumnya”. Ada 2 tim kreatif, saya ditempatkan di tim Mbak Pingkan (Creative Director di tim tersebut). Saya diperkenalkan oleh semua orang yang ada di tim tersebut, ada Kakak (Debrina, Nabyl, Aji, Budi, Yustan, dan Nayang).

Ini ruang kreatif di tim Mbak Pingkan, yang di ujung sana tim nya Mas Leonard Wiguna 
(kalo anak iklan pasti kenal)

Hari pertama sungguh sangat menyiksa batin. Bukan karena pekerjaan yang banyak, tetapi justru karena gak ada kerjaan. Nah, di sinilah kemampuan komunikasi sangat diuji. Mereka gak mungkin “sok akrab” dengan ngasih tugas ke kita, Ini yang perlu kita ingat, mereka sangat sangat sibuk untuk ngejar deadline kerjaan, bukan sombong. Jadi, kita yang harus “sok akrab” sama mereka, WAJIB Nih !!. sayapun coba mendekati Ka Nabyl, yang jadi mentor Copywriting saya. Puji Tuhan, saya dapet kerjaan. Then my first copywriting task in JWT was making the name for Mentari newest promo. Nama yang dipilih adalah MENTARI SUPER WIFI (ada yang familiar dengan nama ini? hehe).

Ini contoh Creative Brief di JWT untuk produk Canesten

Sejak saat itulah, saya mencoba selalu “sok akrab” dengan mereka, walaupun terkadang saya dijadikan bahan tertawaan (Ceng’an) mereka, tapi tenang aja.. itu justru awal yang baik untuk menghilangkan kekakuan di dunia kerja. Gak mau dong kalo selama kerja yang notabene membutuhkan team work tinggi tapi malah canggung-canggung’an gak jelas ? malah gak betah nanti.

Hari kedua, saya diajak untuk kumpul bersama semua tim kreatif untuk mendengar contoh-contoh iklan radio yang menang di kompetisi international di ruangan Executive Creative Director, mas Ivan Hadi Wibowo, dengan maksud meningkatkan motivasi para tim kreatif dalam membuat iklan initiative (iklan yang dibuat untuk kompetisi). Exiceted sekaligus agak pusing gara-gara dengerin iklan radio berbahasa inggris (hufff banget dehhh.. hahaha). Setelah itu, mulai terjadi keakraban antara saya si anak magang dengan mereka. Saya diajak Brainstorming untuk mencari ide iklan, baik di ruang kreatif, di luar ruang kreatif, bahkan di warung kopi yang ada tepat di samping taman proklamasi.  For you info, mereka benar-benar dikasih kebebasan untuk pergi kemana saja dan brainstorming kapan saja dalam mencari ide, yang pasti deadline harus tercapai. Bahkan, jika mereka belum dapat ide yang “briliant”, mereka rela pulang hingga subuh (ini dia pengorbanan orang-orang kreatif dibalik iklan yang selama ini kita anggap “sampah”), tapi saya selalu pulang sekitar jam 7 malam, selama pekerjaan saya selesai tentunya.

Untuk pekerjaan Copywriting yang saya lakukan selama di JWT sangat beragam, dari mulai bikin nama brand activation Canesten, bikin Highlight, ide iklan radio, iklan cetak dan TVC untuk produk-produk IM3, Mentari, Redoxon dan Bephanten, hingga Trans-Create (men’translate sekaligus create kata-kata baru) body copy untuk iklan-iklan produk international seperti Shell Helix, Nokia Lumia dan HSBC.

Ini story board iklan Redoxon yang terbaru, proses dan revisiny berbulan-bulan lho, padahal iklannya baru nongol belakangan ini kan ? hehe


Salah satu kerjaan Trans-Create dari Leaflet Nokia Lumia yang memusingkan

Di JWT, Seluruh karyawan maupun anak magang yang akan mengakhiri masa kerjanya akan dikenakan ritual wajib. Yakni diceburkan ke dalam kolam ikan yang ada di tengah-tengah kantor. Dan itupun berlaku pada saya. Hal itu jadi bahan hiburan yang penting banget buat seleuruh orang di sana, menghilangkan penat di tengah Rushing Time. Tp sayang, saya gak punya dokumentasinya :(


Kolamnya tuh kaya gini gannn :D

Banyak sekali pelajaran yang saya dapat selama magang di JWT yang tim kreatifnya welcome dan cerdas-cerdas itu. Belajar cara membuat iklan dan prosesnya dalam industri agency periklanan, membuat iklan yang diminati klien, mental dalam menghadapi deadline, dan ketangkasan dalam berpikir, karena biasanya saya membuat ide iklan dalam waktu berhari-hari, namun di sana kita harus berpikir kreatif setiap saat.

Kini saya semakin menghargai tiap iklan yang ada di semua media, khususnya yang dibuat oleh JWT. Karena paham betul dengan proses dibalik itu. Buat teman-teman yang ingin magang di dunia kreatif seperti Periklanan, harus belajar komunikatif dan “sok akrab” ya guys, supaya kalian gak “dianggurin” dan bisa dapet kerjaan banyak. Buat saya, banyaknya kerjaan adalah prestasi, karena itu berarti senior-senior kita di kantor tidak meng’underestimate kita. Dan jangan pernah sakit hati ketika mereka menjadikan kita sebagai bahan ceng’an, dibawa santai aja, itu pasti berguna untuk keakraban team work. Terimakasih buat yang mau membaca. Spread your smile and cheerrrsss ^^   


1st XINGHAI PRIZE INTERNATIONAL CHOIR CHAMPIONSHIP (Part 5)

Sebelum saya menceritakan kelanjutan perjalanan Paduan Suara Mahasiswa Universitas Mercu Buana di Guangzhou, saya mau berterimakasih dulu buat kalian yang sudah menyempatkan waktu untuk membacanya.. J Khususnya yang sudah membaca sejak Part 1, 2, 3 dan PART 4


Kita sudah tiba di hari ke-3 selama di kompetisi Guangzhou. Oiya, sebelumnya saya udah cerita belum sih kalo kita ikut Guangzhou International Choir Open Competition ? hhmmm... Kalo belum, di sini akan saya ceritakan. Kompetisi Open tersebut adalah kompetisi International bagi paduan suara yang baru pertama kali mengikuti kompetisi international, sedangkan yang sudah pernah menang di kompetisi international, disarankan untuk mengikuti Xinghai Prize International Choir Championship. Event nya berada pada satu rangkaian. Namun untuk Guangzhou Open, diadakan terlebih dahulu. And you know what ? setiap pemenang kategori pada Guangzhou Open yang memiliki poin lebih dari 23 (atau medali Gold Diploma 4) berhak untuk mengikuti kompetisi Xinghai Prize keesokan harinya. Wowwwwww..... Kami sih gak terlalu berharap ke sana, Yang penting bisa nampilin yang terbaik aja deh.. :D


Nah, setelah berkompetisi di kategori Mix Choir pada hari ke 3, kita langsung mempersiapkan suara lagi untuk kompetisi esoknya yaitu kategori Folklore (lagu-lagu daerah), ditambah lagi dengan Friendship Concert dengan Choir lain. Persiapan ini harus lebih matang tentunya, karena terkait dengan koreografi yang cukup sulit.

Setelah mempersiapkan segalanya, tibalah di hari ke-4 dimana kita sudah bersiap-siap sejak jam 8 pagi dari hotel. Berhubung kami dijadwalkan dahulu untuk mengikuti Friedship Concert, jadi kami tidak mengenakan kostum untuk lomba, kami hanya mengenakan kostum batik untuk Friendship Concert tersebut. Takut kotor nantinya... hehehe. Rasanya bangga banget bisa konser bersama dengan tim paduan suara dari negara lain, ada yang dari Jerman, Russia, Singapore, dan China. Panggungnya di ruang terbuka lhooo.. Jadi bisa disaksikan oleh warga sekitar. Cekidot untuk penampakannya..


Sebelum perfom foto-foto dulu. Tim lain juga excited loh ngajak kita foto :P


Penampilan tim Paduan Suara Remaja dari Rusia yang ribett, gak percaya ?


Performing Marencong

Nih, Paduan suara Rusia yang ribet karena membawa Boneka raksasa. hahaha



Setelah menyelesaikan Friendship Concert, kami berangkat ke Xinghai Conservatory of Music untuk kompetisi Folklore. Dengan mengenakan pakaian tradisional kolaborasi antara pakaian jawa dengan pakaian bugis, ditambah lagi make up yang “menor” dan gendang untuk tambahan variasi musik. Lagu yang kami bawakan yakni Marencong dari Bugis, Butet dari Tapanuli, dan Tak Tong Tong dari Minang.

Sebelum kita perfom, kita banyak ketemu sama tim-tim Paduan Suara lain, nih contohnya..

Pakaian adat China Utara tuh.. hihi

China featuring Indonesian Ladies. Cantik2 yaa :D

Kalo ini cowok-cowok Cina feat Cewek Indonesia... xixixixi


Oiya, di tanggal 9 ini Pak Rektor kami datang lhoo.. dan mengikuti semua rangkaian acara sampe tanggal 14 nanti. Terimakasih Pak untuk semangat yang diberikan...

Nah, setelah segalanya dirasa siap. Maka, tiba waktunya kita perfom menampilkan karya-karya masterpice Indonesia beserta kebudayaannya. Kami yakin, di kategori ini kami bisa menampilkan yang maksimal walaupun tim lain terlihat jauh lebih maksimal dengan koreografi dan assesoris kebudayaan masing.

Buat teman-teman yang penasaran sama penampilan kita di kategori Folklore tersebut, Cek aja langsung...
Untuk sementara cuma bisa kasih link, ng'upload video nya gak jelas..  :(
Video Kategori Folklore Dan ini cuma lagu Butet yang diupload. Enjoy ya guys..

Oke brother and sister, kita sudah perfom kategori Folklore, dan kemarin kategori Mix Choir. Lalu apalagi kira-kira ?? Hmmm.... YAAPP !! The Anouncement !! Kami dikabari bahwa pengumuman akan segera disampaikan, khususnya untuk yang masuk ke babak Xinghai Prize International Championship. ingat dong,, kalo yang boleh kompetisi di sana adalah peserta dengan poin minimal 23 atau setara dengan Gold Diploma 4. wawwwww..... 

Ini saat yang paling mengharukan buat kami. PASTI. Ketika kami di hotel, dengan rasa deg-degan yang sangat tinggi membuat kami seakan berat untuk bernafas, wajah kamipun belum bisa tersenyum lega karena pengumuman yang akan disampaikan via telepon ke LO kami, belum juga datang. Dan kondisi tersebut berlangsung selama ber jam-jam hingga malam hari. Tiba-tiba.... (drumm rolll, backsound Film Boy and The Stripped Pijamas)

WE DIDN'T MAKE IT !!!!

Jane menelpon panitia dan menanyakan pengumumannya, dan panitia bilang kalau pemenang kategori di Guangzhou Open sudah ditelpon sejak sore tadi. :( :(
Sontak wajah kami berubah sedih dan murung, nafas terasa lebih lega, namun rasa kecewa masih menggunung di hati kami. kamipun langsung mengabari dosen dan rektor kami kala itu. Dan kami berkumpul di kamar pelatih untuk mengadakan evaluasi. Banyak sekali yang menangis, namun Pelatih kami tetap menyemangati karena kami telah menampilkan yang terbaik di matanya.

Karena kami tidak mengikuti kompetisi Xinghai Prize, jadwal kami mulai tanggal 10-11 pun kosong, mulai tanggal 12 barulah kami ada kegiatan penting. Maka dari itu, mulai malam itu kami anggap sebgai hari bebas, paling tidak hingga 2 hari kedepan. Kami teriak-teraiakan, bercanda, ketawa-ketawa hingga suara kami hampir habis. Tapi hati tak bisa dibohongi

mungkin hati kami seperti jalanan di Guangzhou ini.. 

Akhirnya, terjadwalkanlah bahwa esok hari kami akan ke Beijing Lu (Jalan Beijing) dan satu lagi lupa !! hehe, yang pasti tempat tersebut untuk belanja oleh-oleh. hahaha. Seruuuuu

Yang pasti, di sana kita mendapatkan pengalaman YANG LUAR BIASA !!! TIDAK AKAN TERLUPAKAN !!! PASTI !!!

Stay tune terus ya teman untuk part berikutnya :)

Saturday, July 6, 2013

1st XINGHAI PRIZE INTERNATIONAL CHOIR CHAMPIONSHIP (Part 4)

Memang kalau ada waktu banyak, kegiatan mengisi tulisan di blog ini bisa terpenuhi dengan baik. hihihi

The Competition Start !



Setelah perjalanan City Tour PSM UMB yang sudah saya ceritakan di Part 3 sebelumnya, maka tiba saatnya kami menyiapkan mental dan suara untuk kompetisi. 

Kegiatan pertama kami yang terjadwalkan pada itenarary adalah Uji Coba panggung untuk kategori Folklore. Sedangkan untuk Uji Coba panggung kategori Mix Choir nya adalah keesokannya. Perjalanan kami dari hotel menuju Xinghai Conservatory of Music, yang merupakan salah satu kampus musik terbesar di China selama kurang lebih 1 jam. Dan sepanjang perjalanan, kami melihat begitu banyak hotel yang membuat semacam "Welcoming Greeting" pada LED depan hotel mereka, sepertinya seluruh kota dikerahkan untuk terlihat bersahabat dengan para peserta dari berbagai negara yang hadir ke kota mereka. Cool !!

Dan kamipun tiba di lokasi lomba. WOWWW.... AMAZING !! Here they are. It's Truly the biggest music campus in China. Luas banget, dan banyak Conservatory hall nya.


Ini cuma salah satu hall nya aja guys...

Ketika tiba di sana, saya gak sempat foto-foto. Karena langsung disibukkan dengan urusan administrasi. seperti Registration, pengambilan Id Card, dan TAS serba guna semacam goodie bag gitu. Yang pasti, setelah urusan selesai, kita foto bersama di lobby utama hall tersebut.


Maaf, agak buram.. hehehe
Bendera-bendera di atasnya merupakan negara yang berpartisipasi dalam kompetisi ini. Banyak tohh ??

Habis foto-foto, tibalah waktunya untuk uji coba panggung, Kami cuma dikasih waktu 10 menit guys.. dan di situlah pertama kalinya kami menampilkan suara kami yang merdu dan membahana ini. hehehe. saya gak terlalu banyak foto di hari ini. setelah uji coba panggung, kami kembali ke hotel untuk persiapan kompetisi yang dimulai keesokannya guys.. Jadi, esok hari itu kami akan uji coba panggung kategori Mix Choir pada jam 10 pagi dan siangnya langsung kompetisi untuk kategori tersebut. Mungkin teman-teman akan nanya, kategori Folklore yang udah uji coba panggung kapan perfomnya ? Yapp !! untuk jadwal perfom kategori folkorenya di hari lusanya guys.. mereka memang membuat jadwal uji coba panggung dan perfom nya berbeda-beda, sepertinya disesuaikan agar kami tidak kesulitan dalam mempersiapkannya.

OKE !! setelah di malam hari kami latihan, tiba saatnya kami mempersiapkan diri untuk hari penentuan penampilan kami untuk kategori Mix Choir. kami berangkat dari hotel pada pukul 08.30 tanggal 8 Nopember 2013 ya guys...

ini foto saya di bus.. hihihi

setibanya di lokasi, kami harus uji coba panggung dulu guys.. Nihh fotonya..

Penyanyinya udah ready banget sama kostum. Tapi conductornya belom. xixixixi

Nahh, setelah uji coba panggung untuk kategori mix choir ini, kamipun bersiap-siap untuk mental dan suara kami. TIDAK ADA YANG BOLEH CUWAWAKAN (bercanda yang berhubungan dengan teriak-teriakan) selama menunggu kompetisi dimulai. Sambil menunggu, kami foto-foto dulu. Cekidot...

Ini para penyanyi divisi BASS gannn :)
Left to right (Ganea, Yogi, Seven, Nunu, Iyar, Amil, Jasson, Lau)

All Hijaber singers. Cantik-cantik yaa :)

Me, with JANE, our adorable L.O

Oke. Tiba waktunya bagi kita untuk perform. wowwwww..... Rasa deg-degan gak usah ditanya lagi guys, pertama kali kompetisi di luar negeri dengan saingan dari negara-negara yang concern banget sama dunia per-Paduansuara-an. Tapi, kami percaya bahwa Process determine Result. Jadi, kami tinggal tampilkan aja seperti dengan latihan biasanya. Maka segalanya akan berjalan sesuai dengan harapan. Untuk penampilan kategori ini, belum kami upload di youtube :(. Kalo penampilan lainnya ada kok... Lagu yang kami bawakan adalah 3 buah lagu, diantaranya Ove, Lass, Ill be Viso ? (Italy), Il Est Bel Et Bon (France), dan Les Djins (France).

Puas rasanya telah menampilkan yang terbaik dari kami masing-masing. terlihat wajah puas dari pelatih sekaligus conductor kami. Dan bahkan, pembina kami yakni Bapak Drs. Yon Suwiyono langsung memeluk kami satu per satu dan menangis terharu. Karena beliau sudah lama menjabat sebagai pembina kami, sejak kami masih mengikuti perlombaan tingkat Jakarta. Maka wajar saja jika beliau sangat terharu.

After Performing Mix Choir Category. With Jane, Pianist, and The Representative of Interkultur Organization for Indonesia, Mr. Tommy

Face of Satisfaction..

Finally, untuk kompetisi hari pertama selesai. Dan kami kembali ke hotel untuk mempersiapkan lagu-lagu kompetisi kategori Folklore keesokannya, dan juga untuk Konser Persahabatan dengan peserta dari negara lain.

Nahhh.. untuk kompetisi hari berikutnya akan diceritakan di Part berikutnya yaa,,, yang pasti akan lebih seru. Karena akan ada konser persahabatan dengan peserta dari negara lain.

So Stick Around Guys...
and thanks for reading :) 

Friday, July 5, 2013

1st XINGHAI PRIZE INTERNATIONAL CHOIR CHAMPIONSHIP (Part 3)


Sebelum saya bercerita tentang perjalanan Paduan Suara Mahasiswa Universitas Mercu Buana (PSM UMB) Selama di Guangzhou, saya mau senyum puas dulu...
Yak, itu saya kok.. bersama dengan Nadya, selesai mengisi di acara Operet Gajah Merah dalam rangka Lustrum  UMB Ke-5 Tahun 2010 . xixixixi

Saya tersenyum puas karena jarak pengerjaan dari Part 2 ke Part 3 tidak terlalu lama. Akhirnya saya bisa mengalahkan rasa malas dalam bercerita di blog ini. Hihih

Oke. Back to the story, sesuai cerita di bagian sebelumnya bahwa kami PSM UMB sudah tiba di Guangzhou dan sedang dalam perjalanan menuju Silver River Hotel sambil mengabadikan suasana kota Guangzhou.

Setibanya di Hotel, kami langsung dipusingkan dengan receptionist dan bell boy hotel yang sulit sekali berbicara bahasa Inggris. Sehingga, kami hanya bergantung pada LO kami, yaitu Jane. Kami menyampaikan keinginan kami kepada Jane dengan bahasa Inggris, dan Jane menyampaikan kepada receptionist ataupun bellboy dengan bahasa Canton (salah satu provinsi di Cina). Demi apapun saya pastikan si Jane saat itu akan langsung berpikir “BISA GAK SIH GAK USAH BANYAK CINGCONG !!” hahaha. Karena suasana itu memang sungguh hectic luar biasa. Singkat cerita (walaupun sekali lagi gak semudah itu menyingkatnya) kami semua telah masuk ke kamar masing2. Dan itu kira-kira pukul 16.00 waktu Guangzhou.

Berhubung tidak ada kegiatan untuk hari itu, dan besoknyapun kami belum ada kegiatan lomba, sehingga digunakan sebagai acara bebas. Semua anak menyempatkan waktu buat jalan-jalan di sekitar hotel. dan saya cuma punya 1 foto. Cekidot -___-


Dari pada panjang lebar membicarakan kegiatan gak jelas di malam pertama, kita langsung ke hari ke dua di Guangzhou ya..

Keesokannya, kami harus stand by di lobi jam 8 pagi. Namun sebelumnya, kami sarapan dulu dengan lauk seadanya. Hehehe. Kenapa seadanya, karena kebanyakan makanan yang disediakan merupakan olahan daging babi a.k.a PORK. Bihun ada pork nya, bubur ada pork nya, kwetiaw ada pork nya. Kalau buat saya yang non-muslim sih seneng banget. Tapi buat teman-teman yang lain, kasiannn.... Mereka akhirnya hanya makan bubur polos dengan telur rebus dan cakwe. Hihihi... dan itu terus diulangi sampai dengan hari terakhir di Guangzhou. Harus bisa beradaptasi banget ya guys... :D

Setelah semua stand by di lobi, kita briefing dulu untuk segala macam aktifitas kita di hari kedua itu, kita akan melakukan City Tour keliling Guangzhou dengan ditemani Tour Guide yang fasih banget berbahasa Indonesia, hmm.. medok Jawa sih lebih tepatnya. Gimana enggak, Bapaknya orang Solo guys,,, xixixi

Oke. Tempat tujuan pertama kita adalah ke Yue Xiu Park. Dimana di sana terkenal dengan Patung 5 Ekor Kambing yang menjadi ikon kota Guangzhou. Konon katanya, Guangzhou dahulu miskin banget, namun karena kedatangan 5 ekor kambing lah yang membuat masyarakatnya maju seperti sekarang. Mau tau kisahnya ? di sini aja

Ini foto-foto PSM UMB selama di taman Yue Xiu Park

PSM UMB Class of 2009
From left to right (Pipiw, Seven, Ophe, Reisa, Iyar, Amillio)

All team. With our coach at the middle. xixixi

Tell them, These are our adorable sponsor !!! hahaha

Going down.
From left to right (Ratih, Princess, Jasson, Nunu, Ayas, Indah, Jae, Seven, Pipiw)


Selesai dari sana, kami ke Taman Museum Dr. Sun Yat Sen, tau kan siapa dia ??? Yupp !! Dia adalah orang yang paling berjasa atas negara Cina. Nih foto-fotonya..

In front of Sun Yat Sen Hall
from left to right (Ina, Indah, Hanim, Pipiw, Syarah, Seven)

In front of Sun Yat Sen Hall
From left to right (no no.. i don't think so..)

All team

Trying so hard.. hahaha

Setelah puas di Museum Sun Yat Sen, kami bertolak ke Ancestral Temple of the Chen Family, dimana disebutkan kalau di sana seringkali digunakan sebagai lokasi syuting film China. Langsung aja ke penampakan foto-fotonya ya gann.. :D

With Yoga

With Yoga and Nia

Me.. Jump !! taken by Ina

Male. Jump together \m/

So sorry, i don't take many pictures there... :( (i mean, pictures of me)
Karena saya menemukan beberapa foto lucu. hehehe


Gelas ini akan berubah warna jika kita memasukan air hangat ke dalamnya. xixixi

Shaolin cilik yang sedang belajar

Shaolin yang sedang digigit anjing. hihihi

Dannnnnnnn.......

Shaolin cilik yang bugil. maap maap, agak porno sih.. 
Tapi kalo diliat persepsi humanis (alaahhhh) lucu banget kok..


Mungkin teman-teman bingung ya. Kita jalan-jalan mulu kapan latihan buat kompetisinya ? hihihi.. ini tempat terakhir kok yang kami kunjungi. tenang aja, setalah ini kami langsung bergegas makan siang yang cukup telat dan kembali ke hotel untuk bersiap-siap. Karena, kami akan Uji Coba panggung untuk kategori Folklore (masih inget dong kalo kita ikut 2 kategori ? Folklore dan Mix). setelah semua sudah siap, kami menunggu jemputan bus dari panitia di lobby hotel.

Semua sudah menunggu di lobby, termasuk si Jane sang LO kita yang keceee.. Oiya, si Jane itu gak ikut perjalanan City Tour tadi, dia tinggal di hotel aja katanya, kamarnya di lantai yang sama dengan kamar saya. Hehe
Tak sampai bales 5 mention twitter dari teman-teman (maklummm,, Cuma bisa manfaatin Wifi hotel buat internetan), bus nya pun datang...

Di sini lah, suasana kompetisi mulai terasa. Kami akan melihat bagaimana gedung pertunjukkan di sana, bagaimana kualitas sound ruangannya dan pengaruhnya terhadap suara serta hearing kami. Dan yang paling penting, bagaimana cara kami memandang saingan-saingan dari negara lain serta pengaruhnya terhadap mental kami. This is the start !!

Akan saya ceritakan di part selanjutnya... (berhubung waktu sudah menunjukkan pukul 5.15 pagi. I got to go bed right now !!)

Thanks for reading.. :)