Tuesday, April 29, 2014

Senyum dan Peluk




Malam ini saya menyaksikan wajah-wajah ceria yang sayup sayup juga terdengar ambiance kekecewaan. Paduan Suara Universitas Mercu Buana (Mercu Buana Choir), organisasi yang telah membesarkan “nama” saya (maaf, berlebihan) baru saja mengadakan audisi untuk tim kompetisi luar negeri, di Barcelona, Paris....

WAIT!! Kalian tidak perlu bilang “WOOWW” dulu. Di dunia paduan suara, kompetisi hingga ke belahan bumi Eropa tuh sangat “biasa”. Yang buat ini tidak biasa adalah, Compete to Europe is definitely the first experience for Mercu Buana Choir. Singakat cerita, lebih dari 50% dari anggota aktif tidak lolos audisi, dan lebih dari 20% dari mereka sudah berkali-kali tidak lolos audisi untuk kompetisi internasional. That underline statement is thing i concern the most.

Anda tahu yang mereka rasakan?
Anda tahu yang orang tuanya rasakan?

Wajah mereka sembab penuh kekecewaan, muram durja bagai tak ada lagi esok pagi. Sebagian dari mereka bahkan bukan orang-orang yang malas latihan. Vice versa, bahkan ada yang jauh lebih rajian latihannya dibanding yang lolos. Saya tidak tahu lagi, wejangan ataupun quote apalagi yang bisa menguatkan mereka. Saya tidak tahu lagi, seberapa erat pelukan yang bisa menenangkan mereka. Yang saya tahu, kekecewaan mereka melebihi ketinggian gunung kelud dan kedalaman laut cina selatan.

WAIT!! Bagaimana dengan yang lolos? Ya...... seperti kebanyakan, mereka tertawa sumringah, bersyukur dan bersukaria, we know that they deserve it. Tapi mereka ber-euforia berlebih hingga sebagian lupa,,,,,, bahwa banyak wajah yang tidak bisa menerima keceriaan mereka, atau paling tidak belum bisa ikut ceria akan “kemenangan” mereka.
Pada posisi ini, tentu kita akan canggung dan bingung harus bertingkah bagaimana. Dulu, saat saya belum menjadi alumni di sana, yang saya lakukan hanya memberikan senyuman tulus dan memeluk mereka yang tidak lolos. Kami berdua sama canggung, tapi kami pasti sadar, hanya itu yang bisa dilakukan.

Satu hal yang saya seringkali lakukan saat menang, selalu lebih dulu posisikan diri sebagai mereka yang tidak menang dan bersyukurlah sesederhana mungkin, jika ingin ber-euforia, cukuplah bersama mereka yang bernasib sama.
Buat teman-teman yang belum lolos, coba liat pengalaman 2 orang hebat ini:

Regina Indonesian Idol: 7 kali tidak lolos audisi Indonesian Idol, sekalinya lolos, Tuhan memberikannya tempat terbaik, yakni Juara.

Thomas Alpha Edison, penemu bola lampu yang pernah berkata “I have not failed. I’ve just found 10.000 ways that won’t work”


Semoga setiap kegagalan membentuk perspective yang baru bagi kita atas kesuksesan. Amin

No comments:

Post a Comment